Manggarai Ajak Saya Kembali


Rasa syukur bisa berada dalam naungan SM-3T, mengabdi tak mesti di tanah kelahiran namun mengabdi untuk menggapai generas emas Indonesia itu sungguh indah.

Tak akan kubahas banyak tentang itu, namun kuceritakan sedikit tentang kebahagianku di tengah anak multitalenta ini. Kubelajar banyak budaya Manggarai, dari pakaian adat, makanan, musik, budaya hidupnya dan tak lupa tarian tradisionalnya yang membuat saya menggebu untuk mempelajarinya. Musiknya asik seperti mewajibkan saya untuk bergerak. Sesekali mereka melirik saya dan tertawa melihat saya ikut bergoyang. Saat istirahat mereka menyerang saya dengan sebuah pertanyaan “Ibu pernah lihat tari ini? pernah belajar?” belum sempat kujawab, mereka melanjutkan ucapannya bahwa kaki ibu paling bagus, lincah, seperti sudah belajar banyak tari ini “Pu’songke” namanya yang Pu’u bermakna pohon dan Songke artinya kain tenun khas Manggarai. Tari yang bermakna sebagai simbol kebahagiaan dan kesatuan rakyat Manggarai ditandai dengan keindahan corak kain tenun yang digunakan.

Tak berhenti “enu” kupanggil mereka sebagai sapaan hangat untuk adik perempuan dalam bahasa Manggarai memuji gerakan saya. Padahal kurasa saya hanya iseng bergerak saja karena kala itu saya kedinginan suhu di sana kurang lebih 14 derajat. Saya belajar banyak tentang budaya mereka, namun kutitipkan sedikit ilmu percaya diri dalam menampilkan maha karya indah itu, kusampaikan walau tari ini indah dan keren, tapi penari tak mampu mentransfernya ke penonton dengan baik maka sama saja, sikap percaya diri dalam menampilkan sesuatu itu penting. Kali ini panggung ini milikmu, kalian orang terpercaya menyampaikan kekayaan budayamu kepada kami yang datang dari Makassar. Tersenyumlah kepada setiap penonton agar mereka tau bahwa tarianmu memang manis, hatimu senang maka penonton layak senang setelah melihatnya. Sedikit yang kusampaikan mereka tak canggung langsung memelukku, sungguh kurasa orang paling beruntung. Kudapat ilmu begitu banyak, namun kuberbagi pula kebudayaan kami dari Makassar, walau tak banyak kurasa mereka senang. Dan membuatku bahagia mendengar bapak Kepala sekolah yang akan memesan baju adat Makassar untuk menjadikan inventaris sekolahnya.

Bangga rasanya, terima kasih SM-3T

(Dikunjungi : 112 Kali)

.

Apa Reaksi Anda?

Terganggu Terganggu
0
Terganggu
Terhibur Terhibur
0
Terhibur
Terinspirasi Terinspirasi
0
Terinspirasi
Tidak Peduli Tidak Peduli
0
Tidak Peduli
Sangat Suka Sangat Suka
0
Sangat Suka

Komentar Anda

Share