1 Dekade SM-3T, Menanti Terwujudnya Harapan


Program Kementerian Riset, Teknologi Perguruan Tinggi yang pertama kali dirintis pada tahun 2011 dan dilanjutkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berakhir pada tahun 2016 ini memang banyak menyisakan harapan serta pencapaian kebangkitan pendidikan terkhususnya di daerah terdepan, terluar dan tertinggal Indonesia.

Hal ini dapat ditemukan pada sekolah dan masyarakat sasaran yang sampai saar ini masih menantikan kehadiran para guru muda berdedikasi dalam membangun sumber daya manusia mulai jenjang dasar. Tidak hanya praktik dan manajerial pada satuan pendidikan, tetapi pengabdian kemasyarakatan pun menjadikan mereka para sarjana pendidikan mendapatkan banyak pengalaman hidup bersosialisasi dan pemicu bangkitnya kepedulian. Kontrak setahun berada di pelosok nusantara dengan biaya hidup 2,5 juta/bulan, dihadapkan pada kemahalan dan kesulitan hidup membuat mereka terampil dalam ketahanmalangan. Logistik yang bisa mencapai 2-3 kali lipat dari pasaran, transportasi keluar masuk tempat penugasan, serta perlengkapan pribadi dan profesi jika dihitung tidak akan mencukupi, tetapi mereka mampu mengatasinya.

Di usia 10 tahun, SM-3T menyisakan para alumni program yang terus berupaya melakukan praktik baik di tempat penugasan yang baru, baik itu berstatus ASN maupun honorer. Berbagai pengalaman berSM-3T membuatnya banyak mengukir prestasi dan mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola agenda maupun jabatan tertentu. Hal tersebut dapat terlihat dan semangat Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (MBMI) yang mampu membangkitkan kreatifitas para alumni SM-3T dalam menghadapi setiap tantangan di depannya.

Kehadiran Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) sangat dirasakan manfaatnya. Bukan hanya para alumni dan pengelola program, akan tetapi dampak baiknya terlebih kepada kemajuan pendidikan di pelosok negeri yang berbanding jauh dengan kualitas pendidikan di perkotaan. Kehadiran sarjana muda ini dengan menjalankan metode pembelajaran terbaru mampu membuat peserta didik bersaing dan mengukir prestasi. Tidak hanya itu, dampaknya juga sangat dirasakan oleh masyarakat setempat dengan berbagi pengalaman mengelola keterampilan untuk meningkatkan kreativitas memajukan kualitas hidup.

SM-3T masih menjadi harapan besar dalam memajukan pendidikan. Pemerintah Daerah, Dinas Pendidikan, Satuan Pendidikan dan Masyarakat sasaran program ini masih terus menantikan kehadirannya kembali di daerah 3T karena manfaat yang sangat besar telah dirasakan.

Kiranya harapan tersebut mendapatkan perhatian dari pemangku kebijakan yakni pemerintah pusat dan kementerian terkait agar dapat melanjutkan kembali program SM-3T. Sebagai saran khusus jika program ini dapat berjalan kembali yaitu, agar kiranya melibatkan alumni berprestasi sebagai kelompok kerja maupun pengawasan program agar kedepannya lebih baik dan mendapatkan capaian maksimal.

Penulis:

Ismail Hasanuddin, S.Pd. Gr
Alumni SM-3T 2012
Penugasan Kab. Biak Numfor, Papua
Guru Garis Depan Angkatan 2 Kab. Seruyan Kalimantan Tengah. Satuan Pendidikan SDN 1 Tumbang Setoli Kab. Seruyan.

(Dikunjungi : 56 Kali)

.

Apa Reaksi Anda?

Terganggu Terganggu
0
Terganggu
Terhibur Terhibur
0
Terhibur
Terinspirasi Terinspirasi
0
Terinspirasi
Tidak Peduli Tidak Peduli
0
Tidak Peduli
Sangat Suka Sangat Suka
0
Sangat Suka

Komentar Anda

Share