Perempuan Tangguh


Sungguh hanya ragu yang terbesit saat pertama kali melihatnya. Apakah perempuan seperti dia mampu melewati hal berat ini? Apakah dia hanya akan merengek pada orang lain? Apakah dia hanya akan menjadi penghalang bagi orang-orang di sekitarnya? Paling dia hanya akan menjadikan kekurangannya itu sebagai bahan alasan untuk tidak mengikuti semua instruksi pelatih. Namun ternyata aku salah. 12 hari bersamanya di PASKHAS. Aku menjadi saksi hidup bahwa dia benar-benar perempuan tangguh. Dia tak seperti perempuan kebanyakan yang hanya bersembunyi di balik bedak dan lipstik. Dia perempuan petarung. Jiwanya begitu kokoh. Tak ada yang bisa menghalangi kemauannya.

Namanya adalah Andi Nurhajrianti. Sedari kelas 3 SD sudah memakai tongkat sebagai alat bantu untuk berjalan. Sebuah kecelakaan yang tak tersengaja saat usianya masih belia mengharuskannya untuk tidak menjadi normal seperti kawan sepermainan lainnya. Operasi yang dilakukan ternyata tak mampu menolongnya banyak. Tapi kekurangannya itu bukanlah suatu penghalang. Dia percaya kekurangan yang dimilikinya adalah sumber kekuatannya.

Aku banyak bertukar pikiran dengannya saat perayaan Hari Pendidikan Nasional di Aimas, kabupaten Sorong tahun 2014 lalu. Ketika jalan santai yang lumayan jauh itu dia tetap ikut meski harus berpacu dengan orang-orang yang memiliki tubuh normal. Dia tetap melangkah bersama tongkatnya. Senyumnya tiada henti berkembang. Keringat bercucuran tak tak dipedulikannya. Dia menjadi role model sejati untuk seorang pejuang pendidikan.

Andi Nurhajrianti bertugas di kabupaten Biak Numfor di SMP Supbiyaki Fiadi, di sebuah sekolah yayasan Kristen. Di tempat pengabdian dia mengampuh dua bidang studi, Sejarah dan Bimbingan Konseling. Perempuan kelahiran Bone, 14 Agustus 1987 ini telah hidup dengan mimpinya. Saat lulus SMA, dia ingin menembus batas pikiran orang-orang di sekitarnya yang telah memandangnya sebelah mata dengan berkuliah seperti teman-temannya yang lain. Kemudian nasib membawanya masuk ke kampus Universitas Negeri Makassar dengan mengambil jurusan Bimbingan Konseling. Tak berhenti sampai di situ program SM-3T membuatnya kembali membuat mimpi-mimpi baru. Dia ingin menaklukan mitos bahwa orang seperti dirinya tak bisa berada di luar zona nyaman. Hingga pada akhirnya dirinya menjadi bagian salah satu pejuang SM-3T angkatan III.

Andi Nurhajrianti adalah silent hero sejati. Dia mampu menembus segala batas. Dia berdiri di atas kaki sendiri. Tak selalu berharap belas bantu dari orang lain. Segala cemohan dan pandangan sebelah mata atas dirinya mampu ditampik dengan apa yang telah dilakukannya bagi bangsa ini. Siapa yang tak bangga melihat perempuan seperti dia. Tak ada dari tingkah polanya yang tak patut untuk dicontoh. Cintanya pada dunia pendidikan. Perempuan mana lagi yang seperti Kartini di zaman ini. Teruslah berjuang dalam mimpimu teman.

(Tulisan ini saya dedikasikan untuk Andi Nurhajrianti yang saat ini tengah berjuang mencerdaskan anak bangsa di salah satu sekolah di sudut kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan)

(Dikunjungi : 58 Kali)

.

Apa Reaksi Anda?

Terganggu Terganggu
0
Terganggu
Terhibur Terhibur
0
Terhibur
Terinspirasi Terinspirasi
0
Terinspirasi
Tidak Peduli Tidak Peduli
0
Tidak Peduli
Sangat Suka Sangat Suka
2
Sangat Suka

Komentar Anda

Share