Bukan Sebuah Akhir, Tapi Awal Perjuangan Sesungguhnya


Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) merupakan pengalaman mewah yang hanya dapat dimiliki oleh sedikit orang. Program SM-3T menjadi jembatan bagi para guru muda untuk melatih dan menempa diri menjadi guru profesioanl. Lulusan sarjana berbondong-bondong mengabdikan diri sebagai guru di pelosok negeri. Melihat langsung realita ketimpangan pendidikan di daerah pelosok yang belum terekspose. Belajar hidup dalam keanekaragaman budaya Indonesia dengan sikap toleransi.

Bukan hal yang mudah menjadi guru SM-3T. Tantangan demi tantangan siap menyapa guru SM-3T. Tantangan budaya menjadi hal yang paling mengesankan. Guru SM-3T dituntut mampu beradaptasi dengan baik dalam segala hal baik segi sosial, geografis, dan keadaan peserta didik di penempatan. Kemampuan beradaptasi ini yang nanti akan menjadi bekal bagi guru SM-3T untuk berdedikasi secara total sebagai seorang guru.

Satu tahun mengabdi di pelosok negeri memberi pengalaman tentang sejuta kisah hidup. Ada rasa suka dan duka yang mengiringi perjalanan hingga sampai pada saat kita harus menyudahi sesaat pengabdian kita. Ada rasa senang dan bangga setelah menunaikan tugas. Kembali pulang dan berkumpul dengan keluarga menjadi harapan terbesar bagi guru SM-3T, menikmati kembali kenyamanan yang telah ditinggalkan selama mengabdi. Di sisi lain terselip rasa sedih ketika masa pengabdian telah berakhir dan kembali pulang. Ketika harus meninggalkan siswa telah nyaman belajar dengan kita. Rasa cemas tentang akankah ada guru pengganti bagi siswa kita.

Semua kenangan yang telah tertulis selama mengabdi di pelosok negeri menjadi prolog untuk sebuah perjalanan menjadi guru. Semua kisah suka dan duka yang dirasa tak akan pernah lekang oleh waktu dan tak akan pernah bosan kita bagi kepada orang lain terutama siswa kita. Perjuangan masih terus berlanjut setelah masa pengabdian usai. Perjuangan itu tentang peningkatan kualitas diri menuju guru professional. Sebuah awal untuk berjuang menghadapi realita pengabdian sebagai guru yang professional.

Rangkaian perjalanan setelah masa pengabdian di daerah 3T adalah program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang dilaksanakan pasca program SM-3T. Program PPG ini akan berjalan selama 2 semester di Universitas yang telah ditentukan oleh Kemenristekdikti. PPG Pasca SM-3T kembali menjadi tempat bagi calon guru professional untuk menempa diri dalam bidang keilmuan, sosial, dan karakter. Kegiatan PPG Pasca SM3T meliputi kegiatan workshop pembuatan perangkat pembelajaran dan media pembelajaran, praktik mengajar di sekolah, kehidupan berasrama, latihan kepemimpinan dan kegiatan penelitian dan publikasi ilmiah dalam PTK atau Penelitian Tindakan Kelas.

Program PPG Pasca SM-3T membawa sebuah cerita baru bagi perjalanan panjang untuk meningkatkan kualitas diri. Ada kemungkinan peserta PPG Pasca SM-3T tidak ditempatkan di universitas asal tempat pemberangkatan SM-3T. Plotting acak ini memungkinkan peserta PPG untuk siap ditempatkan di luar daerah dan bertemu dengan rekan seperjuangan SM-3T dari berbagai daerah. Seperti perjalanan di daerah penempatan yang belum kita kenal sebelumnya ketika SM-3T. Pengalaman PPG di luar daerah yang mengharuskan menyeberang ke pulau lain tentu membawa cerita tersendiri bagi peserta PPG. Selama dua semester kita akan beradaptasi dengan lingkungan dan budaya dari berbagai daerah. Akan ada kisah baru yang bisa kita bagi kepada siswa dan orang di sekitar kita.

Program PPG ini menjadi bagian perjuangan awal untuk mendapatkan keahlian. Program PPG Pasca SM-3T tidak memberikan jaminan kepada peserta untuk diangkat menjadi ASN atau PNS. Setelah lulus program PPG Pasca SM-3T, peserta masih harus berjuang lagi untuk mendapatkan tempat menjalankan profesi. Butuh kerja keras dan semangat untuk tetap mengikuti satu per satu tes seleksi PNS. Inilah yang disebut sebagai awal perjuangan menjadi guru masa depan bangsa yang “legal” di mata pemerintah sebagai guru profesional.

Tetaplah bersemangat untuk mencapai kualitas terbaik diri kita. Teruslah menginsipirasi melalui setiap kisah yang kita tuliskan dalam lembaran kehidupan. Jangan pernah lelah untuk menjadi bagian penempa generasi emas bangsa. Karena pendidik bukan sekadar profesi, tapi membangun inspirasi dalam mengabdi.

(Dikunjungi : 460 Kali)

.

Apa Reaksi Anda?

Terganggu Terganggu
0
Terganggu
Terhibur Terhibur
1
Terhibur
Terinspirasi Terinspirasi
0
Terinspirasi
Tidak Peduli Tidak Peduli
0
Tidak Peduli
Sangat Suka Sangat Suka
2
Sangat Suka

Komentar Anda

Share